Oleh : La Arcan
Pemuda
tangguh dapat diartikan pemuda yang bisa menggunakan masa mudanya untuk hal-hal
yang bermanfaat; melaksanakan perintah agama dan dapat menjauhi larangan agama;
dapat mempersiapkan dirinya hidup mandiri untuk kelangsungan kehidupan di masa
yang akan datang; mampu menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat pada umumnya; dalam kehidupan sehari-hari selalu mempertimbangkan
asas manfaat dan madharat (efek nagatif); dan tidak mementingkan diri sendiri.
Sekiranya
ada empat kriteria sosok pemuda yang menjadi harapan sehingga dapat membawa bangsa
menjadi lebih baik dan menjadi pemuda harapan yang dapat memimpin bangsa
ini yaitu, pertama, ia harus berjiwa spiritualis. Maksudnya, setiap tingkah
lakunya di jalankan dengan penuh kehati-hatian dan ketaqwaan kepada sang
pencipta. Ia tidak berani menyia-nyiakan masa mudanya dengan aktivitas
keduniawian yang melalaikan. Ia menyadari dirinya telah dianugerahi akal yang
luar biasa untuk berpikir sehingga selalu memberdayakan akal itu menjadi sebuah
kreatifitas yang berwujud karya dan prestasi. Rasa syukur atas nikmat Tuhan itu
yang selalu mengiringi langkahnya. Sikap spiritualis merupakan pondasi dasar
dari kepribadian manusia. Pemuda-pemuda Indonesia haruslah memiliki pondasi
dasar itu, yaitu berupa kepribadian yang taqwa, santun dan bersahabat.
Yang
kedua, seorang pemuda haruslah memiliki kapasitas intelektualitas yang tinggi
yang mampu memiliki daya saing dengan pemuda lainnya terlebih dengan bangsa
lain. Hari-harinya dipenuhi dengan aktifitas mencari ilmu, ia tidak pernah
terpuaskan dengan apa yang diperolehnya hari ini. Bahkan ia merasa dirinya
masih sangat kekurangan ilmu, sehingga ia selalu mencari jalan bagaimana agar
dirinya memperoleh pengetahuan baru tiap harinya. Oleh karena itu perbaikan dan
pembangunan sektor pendidikan di negeri ini harus di prioritaskan agar sumber
daya manusia kita kelak menjadi yang profesional, sesuai bidang keilmuannya dan
memiliki kemampuan membawa bangsa dan Negara ini ke arah peradaban teknologi
dunia.
Ketiga,
untuk membangun indonesia kearah yang lebih baik dan bermatabat, maka yang
diperlukan bangsa ini ialah pemuda-pemuda yang berpikir visioner atau mau
berpikir jauh ke arah masa depan, ia mampu menjadi pionir bagi pemuda-pemuda
lain dalam bergerak. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya senantiasa
memiliki ide-ide inovatif dan brilian untuk diterapkan. Ilmu yang dimilikinya
membuat ia mampu berpikir strategis merencanakan masa depannya. Ia tidak
terjebak oleh bayang-bayang masa lalunya, dengan segera ia menjadikan masa lalu
sebagai pelajaran berharga yang tidak akan terulang kembali olehnya. Visi hidup
mutlak diperlukan oleh para pemuda Indonesia jika ingin memperoleh masa depan
gemilang. Karena dengan visi itu ia akan membuat langkah-langkah yang
sistematis tidak asal mengalir saja.
Yang
keempat, bangsa ini memerlukan para pemuda yang memiliki karakter yang kuat,
Pemuda yang memiliki kepribadian yang tidak mudah mengeluh, tidak gampang
menyerah dan pantang menjadi beban bagi orang lain. Kehidupannya ia jalani
dengan penuh kesederhanaan meskipun ia mampu melakukan lebih. Membangun
karakter kuat itu haruslah dimulai dari sebuah kebiasaan yang positif dan mau
keluar dari kondisi nyaman. Mereka yang tidak mau merubah usahanya maka akan
memperoleh hasil yang sama saja dengan sebelumnya. Bagi yang memiliki kuat
dalam dirinya ia akan berusaha mewujudkan cita-citanya dengan mengeluarkan
seluruh kemampuan terbaiknya dan usaha yang dilakukan adalah maksimal (100%)
tidak setengah-setengah. Kemauan itu tertanam dalam dirinya sehingga tidak ada
yang mampu menggoyahkan jalan kehidupannya. Karakter ini yang harus ditumbuh
kembangkan kepada generasi muda Indonesia hari ini. Diharapkan dengan menyadari
keadaan Indonesia yang sedang berada dalam keterpurukan saat ini, para pemuda
tergerak menjadi berpikir kritis dan bertindak solutif terhadap permasalahan
Negari saat ini. Sehingga setiap detik dalam aktifitas kehidupannya menjadi
sesuatu hal yang bermanfaat.
Sebait
lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” menunjukkan kepada kita besarnya semangat dan
cita-cita pemuda dalam masa pergerakan untuk mewujudkan sebuah negara bernama
Indonesia yang bersatu. Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Keabsahan slogan
ini tak terbantahkan karena mau tidak mau, sanggup atau tidak sanggup,
pemudalah yang akan menggantikan kedudukan generasi-generasi sebelumnya dalam
membangun bangsa. Selain itu, pemuda sudah sepantasnyalah menjadi agent of
change, pembawa perubahan, yang membawa bangsa ini menjadi lebih baik, lebih
bersatu, lebih makmur, lebih demokratis, dan lebih madani. Inilah kira-kira
peran pemuda yang seharusnya dapat diwujudkan bersama. Melihat sejarah masa
lalu, pada awal abad ke-20 Indonesia diwarnai oleh pergerakan kebangsaan yang
tidak lain dimotori oleh para pemuda pada zaman itu.
Sejarah
mencatat Budi Utomo sebagai organisasi pertama yang mengubah watak pergerakan
perlawanan, yang semula bersifat kedaerahan menjadi bersifat kebangsaan. Bangsa
Indonesia disadarkan bahwa untuk dapat mencapai kemerdekaan, seharusnnya ada
persatuan dan perasaan senasib yang melandasi perlawanan terhadap penjajah.
Setelah dipelopori Budi Utomo sebagai organisasi kebangsaan pertama,
bermunculanlah sekian banyak organisasi kebangsaan lainnya. Muhammadiyah, NU,
Serikat Dagang Indonesia, Taman Siswa, sampai dengan PNI sebagai partai pertama
yang dimiliki bangsa ini adalah contohnya. Kesemuanya memiliki orientasi dan
cita-cita yang sama, persatuan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Sampai pada
hari yang sangat menentukan bagi masa depan Bangsa Indonesia, 28 Oktober 1928
Kongres Pemuda II diselenggarakan di Jakarta. Kongres ini setidaknya
menghasilkan tiga poin penting, yakni kesadaran berbangsa Indonesia, bertanah
air Indonesia, dan berbahasa nasional, Bahasa Indonesia. Inilah momen dimana
semangat nasionalisme dikobarkan dan sedikit demi sedikit perasaan kedaerahan
yang berlebihan dikikis dan diminimalkan. Inilah akselerator perjuangan
perlawanan terhadap penjajah yang akhirnya mencapai titik kulminasinya melalui
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Inilah keadaan pemuda pada
zaman pergerakan, hampir satu abad yang silam.
Waktu
terus berjalan dan tak akan dapat terulang lagi. Hanya sejarahlah yang dapat
dimintai bantuannya sebagai petunjuk agar kesalahan lalu tidak terulang
kembali. Perkembangan akan nilai-nilai kehidupan, kemajuan teknologi dan
pemikiran manusia pun tumbuh dengan pesatnya. Kita saksikan bagaimana teknologi
mampu membuat dunia ini menjadi tanpa hambatan jarak dan batas. Ditambah dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi begitu cepat mengalami
pembaharuan. Ditengah-tengah kemajuan teknologi dan peradaban dunia saat ini
kondisi negara kita sedang mengalami penurunan dari berbagai sektor, baik itu
sektor pendidikan, sektor ekonomi, sosial dan sektor lainnya sehingga
mengakibatkan keterpurukan di berbagai sektor vital menghinggapi negeri ini,
krisis di bidang politik, hukum, ekonomi hingga permasalahan moral pun menimpa
bangsa yang mengaku sebagai negara yang beragama ini. Di negeri ini banyak
orang yang lahir, tumbuh sampai ia mati tak pernah sedikit pun ia merasakan
kehidupan dan pekerjaan yang layak baginya. Hasil survei angkatan kerja
nasional Februari 2007 mencatat, jumlah penganggur di Tanah Air sebanyak 10,55
juta orang, atau sekitar 9,75 persen, dan sebanyak 740.206 orang, atau sekitar
7,02 persen tercatat sebagai penganggur dari kalangan yang mengenyam pendidikan
tinggi. Dengan data yang cukup menyedihkan itu seharusnya para pemuda di negeri
ini merasa prihatin dan was-was akan masa depan mereka. Tetapi banyak dari para
pemuda di negeri ini tidak punya orientasi yang jelas mengenai visi hidupnya.
Bagaimana dapat kita saksikan generasi muda saat ini menjadi korban dari era
globalisasi atau budaya negatif dunia barat (victim globalization) yang sarat
akan kehidupan hedonis (keduniawian), pakaian yang menampakan aurat, pergaulan
bebas, dan lainnya. Sifat yang senang akan kekerasan juga telah merasuki jiwa
para pemuda masa kini, sehingga menimbulkan perkelahian dan tawuran.
Jika
melihat keadaan para pemuda Indonesia saat ini rasa-rasanya sulit bagi kita
untuk mengidamkan negeri ini menjadi pemimpin peradaban di dunia ini seperti
yang di idam-idamkan oleh kita semua. Mustahil mendapatkan hasil yang yang
lebih baik dengan usaha yang sama dengan sebelumnya. Untuk mengetahui bagaimana
keadaan suatu Negara di masa depan maka lihatlah kehidupan para pemudanya masa
kini. Dan indikator lainnya adalah konten atau program acara apa yang diberikan
media kepada generasi mudanya. Sebenarnya pemuda yang ada sekarang ini harus
berkaca kepada seorang pemuda yang gagah berani, pemuda yang membawa zaman dari
zaman kegelapan ke zaman terang menderang dialah pemuda pujaan bangsa dialah
Rasulullah S.A.W. yang mempunyai suri tauladan yang baik dan menjadi contoh
untuk semua kaum baik yang sudah tua maupun yang masih muda sekalipun, memang
sulit untuk meniru perilaku Rasulullah dalam membangun bangsa dan umatnya,
tetapi tidak ada kata sulit apabila kita ada kemauan untuk menuju perubahan,
berubah dari negara yang berkembang ke negara yang maju dalam segala bidang dan
maju dalam iman dan taqwa.
0 komentar:
Posting Komentar