Senin, 04 November 2013

Memimpin Komisariat Di UMK

Sejak saya memimpin komisariat IMM banyak pengalaman baru yang saya dapat. Eksistensi saya sebagai Ketua Umum PK. IMM FKIP UMK pada tahun 2012 telah membuka cakrawala berpikir saya dalam memahami organisasi. Saya merasakan kenikmatan ketika saya menjadi ketua komisariat. Keanggotaan komisariat IMM hampir bersifat homogen. Tidak ada interes di komisariat IMM. Semua hanya ingin beramal shaleh, memanusiakan manusia, demi terwujudnya insan yang diridhoi oleh Allah SWT, dan tidak pernah ada konflik yang serius, misalnya, saling menjatuhkan, melecehkan dan saling mengeksploitasi. Tapi menurut saya kepemimpinan di komisariat IMM, pemimpin harus berani menegakan panji – panji kebenaran dan merelakan resiko yang terus mengancam. Saya memimpin IMM sebagai Ketua Umum lewat MUSYKOM ke -3 di Kota Kendari. Ketika saya dinobatkan sebagai ketua umum oleh pimpinan cabang kota kendari, saya mulai berpikir akan pentingnya dan besarnya tanggung jawab yang saya pikul. Pada Hakikatnya, memimpin Komisariat IMM itu memerlukan lima hal fundamental, yaitu animo jujur, membaca, menulis, diskusi, dan ibadah. Dalam artian tidak boleh malas, harus punya antusiasme, semangat yang terus berkobar untuk membangun IMM ke depan. Soal kejujuran, saya kira sudah jelas. Dalam ajaran nabi secara clear ditegaskan arti shiddiq, amanah, tabligh, dan fathana. Time is knowledge or science (waktu adalah pengetahuan atau ilmu) Bukan hanya kita yang punya prinsip hidup tapi Orang asing juga punya prinsip hidup honesty is the best policy, and time is money, (kejujuran adalah kebijakan yang paling bagus di dalam kehidupan dan waktu adalah uang). Saya merasakan kenikmatan luar biasa dalam memimpin Komisariat IMM, saya menemukan sebuah kenyataan yang sangat segnifikan, yang membesarkan hati. Pemimpin komisariat harus mampu mendeteksi mahasiswa – mahasiswi dan seluruh lapisan masyarakat agar sang pemimpin merasakan apa yang telah dirasakan oleh lapisan paling bawah. Pemimpin Komisariat IMM harus mampu menyerap aspirasi serta impian – impian yang ada di bawah itu. Nikmatnya berhimpun atau berkumpul dengan warga Muhammadiyah dalam menegakan panji – panji islam adalah ketulusan yang memang hampir tampa batas. Mereka menyambut saya dengan keikhlasan, keceriaan, dan keintesifan yang betul – betul terasa di hati sanubari saya. Ini memang memerlukan kesediaan untuk mengorbankan waktu, yang mungkin secara intelektual kita anggap boros , karena waktu tersebut dapat digunakan untuk membaca, mendalami berbagai hal, buku – buku teks dan lain – lain. Akan tetapi, menurut saya, bersatu dengan massa untuk menegakan panji – panji islam, memang merupakan sesuatu yang dianjurkan oleh Al – Quran. Lihat saja dalam surah Al – Jamu’ah, bagaimana nabi di bangkitkan oleh Allah SWT di tengah – tengah massa itu umiyyin. Umiyyin itu umat yang banyak, yang masih buta huruf. Di situlah kita bisa menggerakkan, memotivasi, serta menjawab pertanyaan dari warga Muhammadiyah yang ada di desa – desa dan kampung – kampung yang jauh dari perkotaan.

0 komentar:

Posting Komentar